7 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Membeli Mobil Pertama
GarasiAuto.web.id - Membeli mobil pertama adalah salah satu keputusan besar dalam hidup. Di balik euforia memiliki kendaraan pribadi, ada banyak hal penting yang sebaiknya tidak kamu abaikan. Sayangnya, banyak orang membeli mobil hanya berdasarkan rekomendasi orang lain atau sekadar karena diskon besar dari dealer. Dalam artikel ini, saya akan membagikan pengalaman pribadi dan berbagai pertimbangan yang saya lewati sebelum akhirnya membeli mobil pertama saya, Toyota Raize, di awal tahun 2023. Semoga bisa jadi pertimbangan kamu juga.
1. Jangan Hanya Melihat dari Harga, Tapi Juga Biaya Kepemilikan
Saat pertama riset, saya sempat tergoda membeli mobil second dengan harga miring. Namun setelah hitung-hitungan ulang, ternyata total biaya per tahun (servis, pajak, BBM, potensi perbaikan) malah lebih mahal dibanding beli mobil baru tipe LCGC.
Misalnya, saya pernah hampir ambil Honda Jazz 2018 yang harga bekasnya Rp170 juta. Tapi biaya servisnya cukup tinggi, belum lagi asuransi dan pajaknya. Akhirnya, saya putuskan ambil mobil baru yang lebih hemat perawatan, dan lebih efisien BBM.
2. Uji Coba Langsung (Test Drive) Itu Wajib
Sebelum memutuskan, saya test drive beberapa mobil: Raize, Rocky, Brio RS, dan Ignis. Dan ternyata, perasaan berkendara tiap mobil itu beda banget. Misalnya, Raize terasa lebih tinggi dan kokoh, sementara Brio RS lebih responsif tapi joknya agak tipis menurut saya.
Jangan cuma nonton review YouTube — datangi dealer dan rasakan sendiri. Bahkan, saya waktu itu bawa orang tua saat test drive karena mereka juga akan sering pakai mobil tersebut. Pendapat mereka ternyata cukup menentukan keputusan akhir.
3. Perhatikan Ground Clearance dan Kebutuhan Jalan Sehari-hari
Saya tinggal di daerah pinggiran kota yang sering banjir. Ground clearance jadi hal penting. Mobil seperti Raize dan Rocky punya ground clearance 200 mm — ini sangat membantu waktu melewati jalan rusak atau genangan air. Sementara sedan atau hatchback seperti City atau Yaris, mungkin lebih cocok untuk jalanan kota besar yang mulus.
4. Konsumsi BBM Real-Life Lebih Penting dari Klaim Pabrik
Banyak brosur yang menyebut mobil bisa mencapai 20-23 km/l, tapi kenyataannya bisa beda jauh. Selama 1,5 tahun pakai Raize 1.2L, rata-rata konsumsi BBM saya hanya sekitar 14-15 km/l (kombinasi tol dan macet). Itu pun dengan kebiasaan saya yang jarang ngebut dan rutin isi Pertalite.
Kalau kamu tipe pengguna harian, cek review pengguna di forum atau tanya langsung ke teman yang pakai mobil incaranmu. Informasi dari pemilik langsung jauh lebih jujur daripada klaim dealer.
5. Jangan Lupakan Faktor Purna Jual dan Jaringan Bengkel
Saya sempat mempertimbangkan Kia Sonet, karena tampilannya keren dan fitur-fiturnya premium. Tapi saat riset lebih dalam, banyak ulasan yang bilang jaringan bengkelnya masih terbatas dan harga spare part agak tinggi.
Akhirnya saya kembali ke merek Jepang karena lebih nyaman secara psikologis — bengkel resmi banyak, dan saya tidak khawatir kalau suatu saat pindah kota. Ini penting kalau kamu belum tahu akan tinggal lama di satu tempat atau bukan.
6. Manfaatkan Event Otomotif untuk Dapat Promo Spesial
Saya beli mobil bukan di dealer langsung, tapi waktu acara pameran otomotif. Salah satu keuntungan ikut event seperti itu adalah banyaknya diskon, cashback, hingga bonus tambahan seperti kaca film, karpet, dan gratis servis 2 tahun.
Tahun depan, saya berencana ikut lagi ke event otomotif 2025 karena biasanya di sana banyak peluncuran model baru dan promo menarik. Kalau kamu masih galau soal pilihan mobil, event seperti itu bisa jadi tempat belajar sekaligus membandingkan langsung berbagai merek dan tipe kendaraan.
7. Asuransi Itu Bukan Tambahan, Tapi Wajib
Satu hal yang sering diabaikan oleh pembeli mobil pertama adalah pentingnya asuransi. Saya sendiri ambil asuransi all-risk di tahun pertama karena merasa belum terlalu percaya diri menyetir di Jakarta yang super padat.
Keputusan itu terbukti bijak. Sekitar 6 bulan setelah beli, saya kena tabrak dari belakang di tol — kerusakan ringan, tapi biaya perbaikan mencapai Rp4 juta. Untungnya semua ditanggung asuransi. Setelah tahun pertama, saya turunkan jadi TLO (Total Loss Only) karena nilai mobil sudah turun.
Penutup Singkat: Beli Mobil Bukan Soal Tren, Tapi Kebutuhan
Setiap orang punya kebutuhan dan kondisi keuangan yang berbeda. Jangan ikut-ikutan tren atau tergiur fitur canggih kalau ternyata tidak kamu butuhkan. Fokuslah pada kenyamanan, efisiensi, dan biaya jangka panjang.
Pengalaman pribadi saya mungkin tidak 100% sama dengan kamu, tapi semoga bisa jadi referensi yang membumi — bukan sekadar teori di brosur. Mobil bukan hanya alat transportasi, tapi juga tanggung jawab.
Kalau kamu sedang dalam tahap memilih, semoga artikel ini bisa memperjelas langkahmu. Dan jangan lupa, manfaatkan momen event otomotif 2025 untuk melihat tren dan peluang terbaik dalam dunia otomotif tahun depan.

